Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Depresi Bisa Diatasi, Bunuh Diri Bisa Dicegah: Pemerintah Hadir Lewat healing119.id

220

Bunuh diri tidak terjadi begitu saja. Dalam banyak kasus, ini merupakan hasil dari perjalanan psikologis yang kompleks, dengan depresi sebagai salah satu penyebab utama. Depresi ditandai oleh kesedihan mendalam, keputusasaan, hilangnya semangat hidup, serta gangguan tidur dan nafsu makan. Individu yang mengalaminya sering merasa menjadi beban, tak berharga, dan tak melihat jalan keluar selain mengakhiri hidup.

Setiap orang memiliki mekanisme koping—cara untuk menghadapi stres. Namun, tekanan hidup yang terus-menerus, seperti utang, relasi toksik, atau tekanan kerja, bisa melemahkan kemampuan ini. Ketika merasa tak mampu dan sendirian, seseorang bisa jatuh dalam keputusasaan.

Penelitian menunjukkan bahwa faktor psikososial berperan besar dalam munculnya ide atau tindakan bunuh diri. Prosesnya sering dimulai dari rasa tak berdaya (helplessness), lalu kehilangan harapan (hopelessness), hingga muncul pikiran bahwa "dunia akan lebih baik tanpaku." Dalam banyak kasus, pikiran bunuh diri bukanlah keinginan untuk mati, melainkan upaya mengakhiri penderitaan.

Namun, bunuh diri bisa dicegah. Masyarakat perlu memahami bahwa depresi dan pikiran untuk bunuh diri bukan kelemahan, melainkan kondisi medis yang butuh dukungan dan penanganan. Kita juga harus peka terhadap tanda-tanda seperti: perubahan perilaku, menarik diri, kehilangan minat, ucapan keputusasaan, gangguan tidur atau makan, dan perilaku ekstrem.

Sebagai salah satu bentuk kepedulian, Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan resmi reaktivasi layanan healing119.id pada 31 Juli 2025. Layanan ini memberikan konseling psikologis gratis dan rahasia bagi masyarakat yang mengalami krisis psikologis, serta rujukan ke fasilitas layanan kesehatan bila diperlukan.

Program ini didukung oleh Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, dengan para relawan psikolog yang telah dibekali pelatihan intensif. Reaktivasi ini merupakan komitmen pemerintah membangun sistem kesehatan jiwa yang responsif, inklusif, dan bebas stigma.

Menurut WHO, strategi pencegahan bunuh diri yang efektif meliputi: pembatasan akses ke sarana bunuh diri, pelaporan media yang bertanggung jawab, pelatihan petugas lini depan, dan penyediaan layanan konseling yang mudah diakses. Semuanya harus berjalan terpadu.

Karena dalam banyak kasus, yang dibutuhkan hanyalah satu orang yang mau mendengarkan tanpa menghakimi. Kita semua bisa menjadi bagian dari solusi—dengan empati, membuka ruang bicara, dan merujuk ke layanan yang tepat.

Setiap nyawa berharga. Setiap hidup yang dipertahankan adalah harapan yang tak ternilai.

 

Artikel Sebelumnya
Wamenkes Prof Dante: Ternate Jadi Simbol Kolaborasi dan Pengabdian untuk Indonesia Timur
Artikel Selanjutnya
RSUD Undata Palu Laksanakan Operasi Jantung Terbuka Perdana, Babak Baru Layanan Kesehatan Rujukan di Sulawesi Tengah

RILIS KEMENTERIAN KESEHATAN


KALENDER KEGIATAN

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9
Jakarta Selatan 12950
Indonesia

Ikuti Kami:

© 2025